Berita Terkini :

BERITA TERBARU

Yuk, Kita Bangun Jiwa Wirausaha Sejak Dini

Minggu, 29 Januari 2012

Oleh Zahrina Nurbaiti


Kembali saya tulis artikel ini, dalam rangka memperingati milad ke-23 tahun usaha penyewaan alat-alat pesta keluarga besar, “Lautan Rizky Grup”. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT. Saya sangat bersyukur berada di dalam keluarga yang sejak kecil mendidik dan menanamkan jiwa wiraswasta sejak kecil.

Terbayang diingatanku, 23 tahun lalu, saat kami 6 bersaudara sangat membutuhkan dana yang sangat besar agar semua bisa melanjutkan ke jenjang S1 (Sarjana). Alhamdulillah, meskipun kami dari suku Betawi asli Ulujami, Bapak kami, H Achamd Husein (almarhum) selalu mempunyai obsesi yang besar bahwa meskipun dari suku Betawi Asli, semua anak-anaknya harus mencapai jenjang S1. Syukur Alhamdulillah, jika bisa mencapai kuliah S2 dan S3. Bahkan Beliau ingin sekali anak-anaknya bisa kuliah di Luar Negeri.

Saya sebagai anak perempuan terbesar yang mempunyai 4 orang adik dan seorang kakak, saya sangat mengetahui berapa besar penghasilan almarhum Bapak, sebagai PNS di LEMIGAS. Akhirnya, alhmarhum Bapak dan Mama berfikir keras, hingga akhirnya keluarga besar kami menemukan usaha yang kami rasa prospeknya sangat cerah yaitu menyewakan alat-alat pesta yang dinamakan “Penyewaan Alat-Alat Pesta Lautan Rizki Grup”.

Namun, sebelum bisnis usaha alat-alat pesta ini, saya, kakak dan adik-adik sudah terbiasa dididik bisnis dan dagang oleh Almarhum Bapak. Kami pernah punya toko sembako yang sangat maju sampai 10 tahun di depan jalan Ulujami Raya (kantor DPC PKS Pesanggrahan lama) sekitar tahun 1980-1990. Saya, kakak dan adik-adik terbiasa jaga toko sembako setelah pulang sekolah. Bahkan ketika kelas 3 SD, almarhum Bapak sudah membelikan kami kulkas yang sangat besar yang dapat menampung es lilin. Saya pun sudah terbiasa sejak SD dilatih menitipkan es lilin di warung-warung terdekat di rumah kami.

Sampai di tahun 1989,kami menemukan usaha yang prospeknya sangat cerah yaitu penyewaan alat-alat pesta. Apalagi saat itu, kami juga mempunyai KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) sejak 1984-1994. Mulailah keluarga besar kami memasarkan alat-alat pesta seperti kursi, tenda, pelaminan pengantin, gaun pengantin, panggung dan alat-alat masak. Kami tawarkan kepada para jamaah haji yang mempunyai putra dan putri yang ingin walimah (menikah). Alhamdulillah usaha tenda dan alat-alat pesta kami semakin berkembang, yang tadinya hanya punya 300 kursi, kini sudah ada 1400 kursi dengan aneka tenda yang variatif.

Bahkan, kami sangat bersyukur, karena keinginan almarhum Bapak tercapai, yaitu dengan menyekolahkan adik kami, Isnen Nuril Fajar di Saint Claude USA. Beliau mengambil program S2 jurusan Human Research Development. Adik kami tinggal selama 4 tahun di USA, kuliah sambil bekerja hingga anak-anaknya lahir di sana. Namun takdir Allah SWT berbicara lain, saat Fajar ingin melanjutkan S3, mama kami terserang stroke hemoragik, sehingga adik kami harus kembali ke Indonesia.

Mama kami sangat kehilangan almarhum Bapak, yang meninggal mendadak (serangan jantung) di Pondok Gede, saat akan membawa 25 jamaah haji, memberikan ceramah di dalam bus yang akan berangkat ke Bandara Soekarno Hatta. Kami sangat memahami kondisi psikologi mama, karena baik mama maupun almarhum Bapak kami selalu bersama seiring sejalan membangun jiwa wiraswasta demi masa depan kami, anak-anaknya tercinta. Mereka tidak pernah berpisah lama, selalu bersama-sama dalam membangun bisnis keluarga besar kami hingga 23 tahun ini.

Beberapa tips dan pelajaran yang dapat saya bagi kepada teman-teman dalam rangka membangun jiwa wiraswasta sejak dini yaitu :

1. Niat baik jangan ditunda-tunda. Segera dari sekarang putuskan apakah ingin berkarir di kantor atau ingin totalitas menjadi pengusaha/wiraswasta.

2. Hendaknya fokus pada satu usaha dulu. Insya Allah biasanya di tengah perjalanan bisnis/usaha, nantinya aka nada diversifikasi usaha. Alat-alat pesta bisa berkembang pada usaha/bisnis catering, penyiapan usaha bunga-bunga basah seperti di Rawa Belong, misalnya.

3. Harus selalu ada kerja sama yang baik antara suami dan isteri. Alhamdulillah, saya banyak belajar dari almarhum Bapak dan mama. Bagaimana mama begitu mendukung almarhum Bapak. Di saat Almarhum Bapak membutuhkan tambahan dana pengembangan usaha, mama berkorban dengan ikhlas menjual emas beliau, dan mama tidak berharap almarhum Bapak menggantinya. Namun di saat usaha maju pesat, almarhum Bapak pasti membelikan mama dengan hadiah yang jauh lebih baik lagi.

4. Membangun jiwa demokratis dalam keluarga demi kemajuan bisnis keluarga. Kami sudah terbiasa sejak kecil selalu diajak bermusyawarah untuk memajukan usaha keluarga besar kami. Jika perlu, almarhum Bapak selalu mengajak kami makan bersama di luar dalam rangka membahas perkembangan usaha keluarga besar kami.

5. Modal dana bukan segala-galanya. Yang terpenting adalah membangun ‘ESPRIT DE CORPS’. Itu yang selalu ditanamkan almarhum Bapak kami. Semua anak-anaknya berhak berpendapat dan memberikan saran dan masukan demi kemajuan bisnis keluarga besar kami.

6. Jangan lupa berzakat, infak dan sedekah, agar usaha/bisnis kita semakin berkah, banyak dan berkembang. Harta dan kekayaan semua hanyalah titipan dari-Nya.

7. Hendaklah berlaku adil dalam segala hal. Alhamdulillah, almarhum Bapak kami selalu berusaha adil bagi kami ke 6 anak-anaknya. Beliau dengan sangat adil, dari hasil keuntungan bisnis alat-alat pesta ini membelikan kami rumah masing-masing 1 rumah, Alhamdulillah, Allahu Akbar !!!

8. Tetap bersahaja, selalu bersyukur dan tidak sombong dengan kemajuan usaha yang kita miliki. Semua hanyalah titipan dan juga ujian apakah dengan nikmat yang banyak,akan membuat kita semakin bersyukur atau semakin jauh dari-Nya?

9. Memiliki pemahaman ilmu manajemen bisnis yang baik. Harus ada pemikiran bagaimana terus mengembangkan usaha ini menjadi lebih baik lagi.

10. Memiliki jaringan yang luas (banyak bergaul, ramah, rajin silaturrahim). Awalnya usaha kami dari mulut ke mulut, tapi karena Almarhum Bapak rajin silaturrahim, Alhamdulillah usaha ini terus berkembang hingga 23 tahun.

11. Jangan pernah takut gagal dalam mencoba bisnis/usaha. Keluarga besar kami pun telah melalui perjalanan panjang untuk menemukan sebuah usaha yang prospeknya alhamdulillah sangat cerah ini.

12. Selamat mencoba bisnis/usaha teman-temanku. Insya Allah saya siap berbagi ilmu tentang bagaimana membuka usaha penyewaan alat-alat pesta dan tenda ini.


Share this Article on :

0 comments:

Posting Komentar

 

© Copyright PKS Pesanggrahan 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.