Seperti diketahui, rumah tangga sebagai pondasi dalam membangun kejayaan umat, memperoleh perhatian besar dalam Islam melalui syariatnya yang hanif. Maka, ia terangkan hukum-hukum dan adab-adab yang sering terjadi pada rumah tangga.
Begitu pula dengan perjalanan rumah tangga Rasulullah SAW dan para sahabatnya serta rumah tangga para nabi-nabi terdahulu menjadi contoh yang baik bagi kita dalam membina keluarga. Bersamaan itu, muncul rasa keprihatinan terhadap banyak rumah tangga yang memang tidak berpondasi kokoh pada mulanya. Sehingga memudahkan musuh-musuh Islam memporakporandakan kesatuan dan persatuan kaum muslimin.
“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan anak kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa". (QS Al Furqan: 7)
Setiap kita mendambakan terwujudnya keluarga bahagia. Rumah sebagai tempat bernaung menjadi tempat yang nyaman dan aman. Nyaman karena masing-masing Anggota keluarga mengerti posisinya, menjalankan kewajiban dan mendapatkan haknya. Semangat beribadah menjadi spirit keluarga, kasih sayang antar anggota menjadi irama suasana keluarga.
Kenyamanan yang tercipta membuahkan rasa aman dalam rumah tangga, aman di dunia dan aman di akhirat. Dalam membentuk keluarga muslim yang berbahagia, landasan rumah tangga adalah ibadah sesuai dengan tujuan kita diciptakan oleh Allah di dunia ini. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”. (QS Adz Dzariyat: 56).
Sebagai buktinya, kita harus menjalankankan nilai-nilai Islam secara menyeluruh dalam keluarga, seperti firman Allah dalam Alquran, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS Al Baqarah: 208).
Untuk itu dibutuhkan nahkoda yang mampu menjadi teladan yang nyata, agar anggota keluarga mudah diarahkan ke tujuan hidup, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat. Hidupkan suasana saling tolong-menolong agar tugas-tugas yang ada terasa ringan dalam pelaksanaan. “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya” (QS Al Maidah: 2).
Lalu bahu-membahu untuk menjauhkan hal-hal yang tidak sesuai syariat dari kehidupan keluarga, agar selamat di dunia dan akhirat. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang Diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS At Tahrim: 6).
Maka dari itu, kita harus menyiapkan diri secara matang sebelum membentuk kehidupan berumah tangga. Persiapan rohani dan jasmani, materi dan immateri. Bekali diri dengan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan langkah yang benar dalam membentuk keluarga bahagia.
Pilihlah calon suami atau istri yang taat dalam beragama dan sehat secara biologis. Diperlukan sosok suami yang bertanggung jawab dalam mencukupi kebutuhan materi keluarga, dan juga istri yang mampu mengatur keuangan yang ada dengan sebaik-baiknya. “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain)”. (QS Al Qashash: 77)
Betapa indahnya kalau kita hidup dalam keluarga seperti itu, betapa bahagianya kalau kita mampu menciptakan suasana rumah tangga yang sakinah (tenang suasananya), mawaddah (saling mencintai), warahmah (saling mengasihi).
Meskipun mewujudkan hal itu tidak mudah, tetapi kita harus berjuang untuk mewujudkannya. Kita harus bekerja sama melawan berbagai rintangan yang bisa menghambat terciptanya keluarga yang bahagia. Keluarga muslim adalah keluarga yang paling berbahagia, karena kebahagiaan tidak hanya di dunia, tetapi berlanjut sampai ke akhirat.
BULETIN YASMIN
Buletin Yasmin merupakan salah satu media penghubung antar muslimah yang ada di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Selain itu, juga sebagai sarana untuk menjalin ukhuwah dan sebagai media untuk berbagi ilmu pengetahuan, baik untuk para kader akhwat muslimah dan para ibu-ibu pengajian Forsitma (Forum Silaturrahmi Majelis Taklim) DPC PKS Pesanggrahan
Penasehat:
1. dr Sri Wahyuni MM
2. Zahrina Nurbaiti SSos, SSos.I, MM
Penanggung Jawab:
drg Retno Susilawati
Redaksi:
Handayani, Lia Sartika, Eni P, Musliha, Aswita, Ni’mah Lubis, Fitri, Nova, Rohani
BERITA TERBARU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 comments:
indah bener akh.......
Posting Komentar