Berita Terkini :

BERITA TERBARU

Keutamaan Berdzikir

Selasa, 17 Januari 2012

Oleh: Tarwiyah


Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran bagi kaum yang berfikir, yakni mereka yang selalu mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, atau berbaring seraya berfikir tentang penciptaan langit dan bumi (kemudian berkata): Ya Rabb kami, tidaklah Engkau ciptakan segala sesuatu dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari adzab api neraka”. (QS. Ali Imran: 190-191)

Dzikirullah juga merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan keimanan. Rasulullah SAW sebagai pribadi mulia yang menjadi panutan digambarkan sebagai orang yang diamnya fikir (senantiasa berfikir) dan bicaranya adalah dzikir (senantiasa berdzikir).

Keutamaan atau Fadhilah Dzikir

1. Memperoleh ketenangan hati dan ketenteraman jiwa. Iman dan kekuatan dzikir serta hubungan dengan Allah menjadi stabilisator jiwa, sehingga seseorang selalu diliputi ketenangan dengan ketenteraman karena selalu ingat Allah. Seorang mukmin tak akan bergembira berlebih-lebihan, melonjak-lonjak atau terhanyut dalam kedukaan yang berkepanjangan. Seperti dalam hadits Nabi SAW: “Sungguh ajaiblah orang yang beriman. Bila diberi karunia ia bersyukur (mengembalikannya kepada Allah) dan itu baik untuknya. Bila diberi musibah ia bersabar dan itu lebih baik lagi untuknya”.
2. Memperoleh ampunan dan pahala dari Allah SWT (QS Al Ahzab: 45)
3. Akan selalu diingat oleh Allah SWT (QS Al Baqarah: 152)
4. Menumbuhkan kemampuan membedakan antara yang hak dan bathil (QS Al A'raaf: 21)
5. Mendapatkan keberuntungan dan kemenangan (QS Al A'la: 14-15)

Jadi berzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya adalah kunci keberuntungan dan kemenangan.

Adab Berdzikir

1. Khusyu’ atau menghadirkan hati dan pikiran dalam memahami makna lafal yang terucap. Kemudian berusaha terwarnai oleh zikir tersebut dan berusaha menjalani maksud dan tujuannya dalam kehidupan nyata sehari-hari.
2. Merendahkan suara sebisa mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah (kemauan) yang besar sehingga tidak terganggu atau mengganggu yang lain. Terkait dengan ini, Allah Taala berfirman, “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”. (QS Al A’raaf: 205)
3. Sesuai atau seirama dengan jama’ah (baik dalam nada dan volume suara) agar tercipta harmoni dan kebersamaan.
4. Bersih pakaian dan tempat serta memperhatikan/memilih tempat-tempat yang terhormat seperti masjid dan waktu-waktu yang sesuai. Semua itu dimaksudkan agar semakin menambah pengkristalan iradah, kejernihan hati dan ketulusan niat.
5. Mengakhiri zikir dengan penuh adab dan kekhusyu’an, menjauhi kesalahan dan main-main.

Dzikir Berjamaah

Pada dasarnya berjamaah dalam segala kebaikan dan ketaatan dianjurkan bila membuahkan banyak manfaat, seperti bersatunya hati, menguatkan ikatan, menggunakan waktu untuk sesuatu yang bermanfaat, dan mengajarkan kepada orang awam yang belum baik bacaannya serta mengumandangkan syiar Allah Taala.

Namun berzikir berjamaah dapat terlarang jika di dalamnya terdapat hal-hal yang terlarang secara syar’i, seperti mengganggu orang yang sedang shalat, diselingi senda gurau dan tawa, menyelewengkan lafal, mengeraskan dan saling mengungguli atau mendahului dalam berdzikir.

Al ‘Aadah (Pembiasaan) agar kita cinta dan senang berzikir. Salah satu upaya agar kita cinta dan senang berzikir adalah dengan senantiasa mengingat manfaat zikir, keutamaan zikir, dan ancaman bagi orang yang tak pernah berzikir, sehingga kita senantiasa termotivasi untuk berzikir.

Macam-macam zikir dan contoh-contohnya.

1. Dzikir yang terikat waktu dan tempat serta tata cara yang baku seperti bacaan dalam ibadah shalat dan haji, begitu pula zikir sesudah shalat.
2. Dzikir yang tidak tertentu (tidak terikat) bisa di waktu pagi dan petang, kapan saja dan di mana saja seperti wadzifah ma’tsurat serta doa-doa sehari-hari.


Share this Article on :

2 comments:

Anonim mengatakan...

Tetap semangat bu Awi dan keluarga

Anonim mengatakan...

Wah, baca tulisan ini dan lihat fotonya jadi ingat sama Bu Awi dan anak-anak (Alifah, Ammar dan Faris)...yo..ayoo..tetap semangat menulis ya Bu Awi.

Posting Komentar

 

© Copyright PKS Pesanggrahan 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.