Berita Terkini :

BERITA TERBARU

Islam dan Politik

Rabu, 04 Januari 2012

Oleh: Pramana Asmadiredja 


Setiap umat Islam yang membaca Alquran, akan dengan mudahnya menemukan beberapa dalil tentang perintah amar ma'ruf nahi munkar, kewajiban menjalankan amanah, menegakkan keadilan, melawan kezaliman, tunduk pada imam, dan sejenisnya yang merupakan landasan gerakan politik, karena hal tersebut tidak dapat ataupun tidak mudah dilakukan sendiri-sendiri, atau hanya dengan ceramah tanpa pimpinan dan kekuasaan

Salah satunya dalam ayat 58 dan 59 dari surat An Nisaa: "Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat". (QS An Nisa: 58).

"Wahai orang-orang yang beriman! taatilah Allah dan taatilah rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". (QS An Nisa: 59)

Ayat pertama ditujukan kepada para pemimpin untuk memelihara amanah, menegakkan hukum secara adil. Ayat kedua ditujukan pada rakyat mukminin untuk tunduk pada penguasa yang sejalan dengan mereka (minkum), kewajiban tersebut berkedudukan setelah taat pada Allah dan rasulNya.

Dalam kitab-kitab hadis terdapat puluhan riwayat hadis sahih mengenai khilafah, pemerintahan, qadla, kepemimpinan, kewajiban para pemimpin, nasihat pada penguasa, menjaga hak manusia, musyawarah, amar ma'ruf nahi munkar, dan sebagainya.

Sehingga dalam seluruh kitab fikih mazhab manapun, terdapat bab imamah, qadla, dan inayah, bahkan terdapat beberapa kitab khusus membahas negara, politik, pemerintahan, semisal Ahkamus Sulthaniyyah, Mu'inul Hukkam, Siyasah Syar'iyyah, dan sebagainya.

Rasulullah SAW adalah pemimpin agama dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu dapat dibuktikan ketika hijrah ke Madinah yang merupakan langkah strategis untuk mewujudkan masyarakat Islam, kekuasaan berlandaskan syariah.

Setelah Rasulullah wafat, para sahabat segera memilih imam/pemimpin, sebelum jasad Rasulullah dikuburkan. Dari hal tersebut para ulama mewajibkan pemilihan pemimpin (nashbul imam) yang merupakan ciri sebuah negara.

Imam al-Ghazali berkata: "Dunia adalah ladang akhirat, agama tidak sempurna tanpa dunia. Kekuasaan dan agama adalah saudara kembar. Agama adalah pokok, sedangkan penguasa adalah penjaganya. Sesuatu yang tidak ada pokok dasarnya akan roboh, sedangkan sesuatu yang tidak dijaga akan hilang".

Saat ini, dibutuhkan kesadaran dari umat Islam untuk dapat menghilangkan trauma dan kekhawatiran berlebihan akan politik, sekaligus membangkitkan kesadaran umat dari tidur lelap untuk berpolitik dalam kerangka positif, minimal dengan dua alasan:

Pertama, karena merupakan sesuatu hal yang amat jelas, bagi setiap orang yang memperhatikan ayat-ayat Alquran, kitab-kitab hadist, dan kitab fikih dari mazhab manapun, bahwa Islam bukanlah sekadar agama yang hanya mengurusi ubudiyah saja: urusan hamba dengan penciptanya, dan tidak berhubungan dengan urusan kebaikan masyarakat, bangsa dan negara

Namun, justru Islam adalah agama yang mencakup akidah, ibadah, etika, dan segenap aspek kesempurnaan hidup manusia, mulai dari prinsip hidup, jalan hidup/syariah, dan segala tuntutan mengenai kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, negara, dan bahkan hubungan antarnegara.

Kedua, setiap umat Islam tak dapat melepaskan diri dari politik, karena setiap orang Islam memukul kewajiban amar ma'ruf nahi munkar. Yaitu kewajiban memberi nasehat kebenaran sebagaimana dijelaskan dalam hadis sahih, dan disebut pula dalam surat Al 'Ashr sebagai syarat utama keselamatan manusia dari kerugian dunia-akhirat.

Tentu saja kewajiban ini tidak dapat terlaksana secara ideal tanpa kekuatan dan kekuasaan. Begitu pula kewajiban jihad, menegakkan keadilan, menyelenggarakan haji, menolong orang teraniaya, melaksanakan syariat dan sebagainya tidak dapat dijalankan dengan sempurna tanpa kekuatan dan kekuasaan. Wallahu’alam


:: Redaksi PKS Pesanggrahan menerima tulisan/artikel/cerpen, dengan mencanyumkan nama dan foto (pribadi, keluarga, ilustrasi)

Share this Article on :

0 comments:

Posting Komentar

 

© Copyright PKS Pesanggrahan 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.